Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Masalah “DIM”, Tokoh Adat Mentawai, Salomo Simatalu ; Kami Bukan Bagian Dari Minangkabau

    June 30, 2025

    Dapat Cucu, DPD GR Beltim, Rajo Ameh ; Selamat Buat Pak Anies

    June 22, 2025

    Empat Pulau Sengketa Aceh Sumut, Benarkah Berpenghuni & Ada Potensi Migas!

    June 19, 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram Threads
    • Redaksi
    • Direksi
    • Management
    • Disclaimer
    • Policy Privacy
    JogjaEkspress.Com
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Subscribe
    • Home
    • HeadLine
    • Features
    • GloNews
      • GLobalNews
      • NASionalNews
      • LOCalNews
      • REGionalNews
    • EkoBisTrend
      • EKonomi
      • BIsnis
      • TrenDing
    • PoliParLemen
      1. East Asia
      2. Economy
      3. View All

      China’s Railways See Over 200m Passengers Since Start of Spring Festival

      February 2, 2025

      More than 80 Dead After Super Typhoon Sweeps Across Country

      February 2, 2025

      Southeast Asia’s Leadership Crucibles: Past Visions, Present Struggles

      February 2, 2025

      European Stocks Close Higher as Earnings Ramp Up; Watches of Switzerland Down 36% in Day Trading

      February 2, 2025

      Sabuk Keamanan Maritim 2025, Kapal AL China & Rusia Latihan Bersama

      May 8, 2025

      Elon Musk Spent More than $290 Million on the 2024 Election, Year-End FEC Filings Show

      February 2, 2025

      European Stocks Close Higher as Earnings Ramp Up; Watches of Switzerland Down 36% in Day Trading

      February 2, 2025

      China’s Railways See Over 200m Passengers Since Start of Spring Festival

      February 2, 2025
    • ShowCelebs
    • RaGam
      • Business
      • Population
    • LifeHealth
      • Travel & Tourism
    • Sports
    • IPTechno
    JogjaEkspress.Com
    Home » Masalah “DIM”, Tokoh Adat Mentawai, Salomo Simatalu ; Kami Bukan Bagian Dari Minangkabau
    GloNews

    Masalah “DIM”, Tokoh Adat Mentawai, Salomo Simatalu ; Kami Bukan Bagian Dari Minangkabau

    JogjaEkspressComBy JogjaEkspressComJune 30, 20251 Comment7 Mins Read
    Foto ; destinasian indonesia
    Share
    Facebook Twitter Pinterest Threads Bluesky Copy Link

    JogjaEkspress.Com | JSCgroupmedia ~ Ramai isu atas keinginan sebagian kecil masyarakat Minangkabau baik yang ada di Sumatera Barat maupun yang ada di Perantauan tentang akan dirubahnya nama Provinsi Sumatera Barat [Sumbar] menjadi Provinsi Daerah Istimewa Minangkabau [DIM] terus bergulir baik di group Whatsapp maupun media sosial lainnya.

    Menurut Rajo Ameh dari Bumi Serumpun Sebalai atau juga dikenal Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengatakan sudah ratusan bahkan mungkin ribuan argumen telah digelontorkan dari kedua silang pendapat atas perubahan nama Provinsi Sumatera Barat [Sumbar] menjadi Provinsi Daerah Istimewa Minangkabau [DIM],” demikian Rajo Ameh sapaan akrab dari Alizar Tanjung B.Sc Mi St. Rajo Ameh saat bincang-bincang dengan warga Minang Perantauan yang ada di Negeri Shabrina Leanor Belitung Timur.

    Seperti kita ketahui, budaya Minangkabau yang kental dengan nilai Islam dan sistem matrilinealnya tampak kontras dengan budaya Mentawai yang masih memegang teguh kepercayaan animisme dan sistem patrilineal.

    Masyarakat Minangkabau membangun Rumah Gadang sebagai simbol keluarga, sementara masyarakat Mentawai tinggal di rumah panjang bernama Uma yang dihuni bersama oleh beberapa keluarga besar.

    Namun, di tengah perbedaan tersebut, keduanya tetap menunjukkan semangat hidup bersama dan gotong royong. Nilai adat menjadi pedoman hidup yang kuat bagi keduanya, meski dalam bentuk dan sistem yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa keragaman budaya Indonesia tidak hanya berbeda, tapi juga bersatu dalam semangat kearifan lokal.

    Usulan perubahan nama Provinsi Sumatera Barat menjadi Daerah Istimewa Minangkabau menuai berbagai respons dari masyarakat dan pengamat budaya.

    Di satu sisi, nama tersebut dinilai sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan budaya Minangkabau yang mendominasi wilayah daratan Sumatera Barat.

    Namun di sisi lain, sejumlah pihak menilai bahwa langkah ini tidak mencerminkan keragaman budaya yang ada di provinsi tersebut.

    Salah satu suara kritis datang dari tokoh adat Mentawai yang menilai bahwa perubahan nama tersebut berpotensi menghapus identitas budaya masyarakat Kepulauan Mentawai, yang secara kultural, geografis, dan spiritual memiliki perbedaan yang sangat mendalam dengan Minangkabau.

    “Kami bukan bagian dari Minangkabau, dari segi bahasa, adat, maupun kepercayaan. Kami adalah Mentawai, dan kami ingin identitas kami tetap diakui,” ungkap Salomo Simatalu, seorang pemuka adat dari Siberut.

    Sejumlah akademisi dari Universitas Andalas juga turut menyoroti isu ini. Dalam diskusi publik yang digelar beberapa waktu lalu, mereka menyebut bahwa perubahan nama tersebut perlu ditinjau secara hati-hati, terutama dari aspek konstitusional dan etno-demografis.

    “Jika hanya dilihat dari dominasi budaya, kita bisa saja lupa bahwa Sumatera Barat juga rumah bagi masyarakat non-Minangkabau seperti Mentawai dan beberapa kelompok migran. Provinsi adalah entitas administratif, bukan etnis,” ujar Dr. Marzuki, pakar hukum tata negara.

    Sementara itu, pihak yang mendukung perubahan nama menyatakan bahwa istilah “Daerah Istimewa Minangkabau” bukan untuk menyingkirkan kelompok lain, tetapi untuk menegaskan sistem sosial adat Minangkabau yang hingga kini masih dijalankan sebagai bagian dari kearifan lokal.

    See also  Menang Tapi Persebi Boyolali Gagal Promosi ke Liga 3
    Powered by Inline Related Posts

    Namun perdebatan ini menegaskan pentingnya inklusivitas dalam penamaan wilayah, terutama di negara yang sangat majemuk seperti Indonesia. Identitas budaya memang layak dihargai, namun bukan berarti mengorbankan pengakuan terhadap budaya lain yang hidup dalam wilayah yang sama.

    Masih menurut Rajo Ameh, mungkin relevansi dari perubahan nama Provinsi Sumatera Barat [Sumbar] menjadi Provinsi Daerah Istimewa Minangkabau [DIM] dikarenakan beberapa alasan seperti berikut ini ;

    Dominasi Budaya Minangkabau:

      • Sebagian besar wilayah Sumatera Barat dihuni oleh masyarakat Minangkabau.
      • Budaya, adat, arsitektur, sistem sosial, hingga filosofi hidup masyarakat di daratan Sumbar secara luas mencerminkan sistem nilai Minangkabau.
      • Ungkapan seperti “Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah” menjadi prinsip hidup yang membentuk hukum adat dan praktik sosial.

      Sejarah dan Identitas:

        • Minangkabau memiliki sejarah panjang dalam perjuangan kemerdekaan, pendidikan, dan pergerakan nasional, menjadikan identitas ini sangat melekat pada Sumatera Barat.
        • Nama “Minangkabau” dianggap lebih merepresentasikan sejarah sosial dan budaya mayoritas penduduk.

        Penguatan Kekhususan Daerah:

          • Mirip dengan Daerah Istimewa Yogyakarta yang mendapatkan pengakuan istimewa atas dasar sejarah dan budayanya, usulan nama ini juga bertujuan untuk mempertegas identitas budaya dan hukum adat Minangkabau sebagai sistem sosial yang masih dijalankan secara aktif.
          See also  The 30 Hottest Models in the World Today (Updated 2025)
          Powered by Inline Related Posts

          Namun dibalik relevansi yang ada saat ini ; memang keberadaan masyarakat Minangkabau yang ada di Sumatera Barat merupakan masyarakat mayoritas, sedangkan masyarakat lainnya juga terdapat masyarakat Suku Mentawai yang mendiami kepulauan Mentawai dengan adat dan budaya serta beberapa perbedaan lainnya dengan kebiasaan masyarakat Minang pada umumnya ; termasuk suku-suku minoritas lainnya.

          Diperkirakan berikut dampak dan perbedaan, jika nama Provinsi Sumatera Barat [Sumbar] dirubah menjadi Provinsi Daerah Istimewa Minangkabau [DIM] diantaranya sebagai berikut ;

          Masalah dan Ketidaksesuaian:

          1. Keberadaan Suku Mentawai dan Keragaman Etnis:
          • Kepulauan Mentawai merupakan bagian resmi dari Provinsi Sumatera Barat tetapi tidak mewakili budaya Minangkabau.
          • Masyarakat Mentawai memiliki sistem adat, bahasa, kepercayaan, dan cara hidup yang sangat berbeda—bahkan bertolak belakang dengan nilai-nilai Islam dan matrilinealisme Minangkabau.
          • Mengganti nama menjadi Daerah Istimewa Minangkabau berisiko mengaburkan atau mengesampingkan eksistensi dan hak budaya masyarakat Mentawai, yang selama ini telah berjuang untuk pengakuan budaya mereka sendiri.

          Isu Representasi dan Inklusivitas:

            • Nama “Minangkabau” bersifat etnis dan tidak mewakili semua suku atau kelompok budaya di provinsi tersebut.
            • Ini berpotensi memicu sentimen eksklusivitas dan memperkuat asumsi bahwa hanya budaya Minangkabau yang diakui oleh negara dalam struktur pemerintahan provinsi.

            Perspektif Konstitusional dan Otonomi Daerah:

              • Perubahan nama ke bentuk “Daerah Istimewa” memerlukan landasan hukum yang kuat, termasuk alasan kekhususan administratif atau sejarah kerajaan tertentu.
              • Tidak semua kekhasan budaya bisa langsung dijadikan alasan untuk penamaan “istimewa”, terutama jika mengabaikan prinsip multikulturalisme.

              Dari berbagai informasi yang dikumpulkan, meskipun budaya Minangkabau mendominasi wilayah Sumatera Barat, penggantian nama menjadi “Daerah Istimewa Minangkabau” belum tentu relevan secara inklusif.

              Langkah ini dapat dianggap mengabaikan keberagaman budaya, terutama masyarakat Mentawai yang memiliki identitas etnokultural tersendiri. Pengakuan atas kekhususan budaya Minangkabau tetap dapat diberikan, namun melalui kebijakan yang tidak mengurangi eksistensi dan representasi budaya lain dalam satu provinsi.

              See also  Loyalty to King Underlined at Rehearsal for Annual Parade
              Powered by Inline Related Posts

              Kita semua tahu, keberadaan masyarakat Minangkabau dan masyarakat Mentawai yang keduanya berada di wilayah administratif yang sama, yaitu Provinsi Sumatera Barat, budaya Minangkabau dan Mentawai memiliki perbedaan yang sangat signifikan, baik dari segi bahasa, sistem sosial, kepercayaan, hingga struktur masyarakat. Namun demikian, dalam beberapa hal juga ditemukan persamaan yang menarik untuk dicermati.

              Berikut perbedaan dan persamaan keduanya ;

              Perbedaan Budaya Minangkabau dan Mentawai

              Aspek BudayaMinangkabauMentawai
              Sistem KekerabatanMatrilineal (garis keturunan dari ibu)Patrilineal (garis keturunan dari ayah)
              BahasaBahasa MinangkabauBahasa Mentawai
              Agama/KepercayaanIslam (hampir seluruhnya Muslim)Animisme dan sebagian Kristen
              Struktur SosialBerbasis suku, nagari, dan adat matrilinealBerbasis klan atau uma, dengan kepala suku yang dominan
              Ritual dan UpacaraBernuansa Islam dan adat (contoh: batagak panghulu)Upacara adat spiritual seperti punen, turuk laggai
              Pakaian AdatBusana yang kaya warna dan simbol IslamPenampilan sederhana, tato tradisional, dan pakaian dari kulit kayu
              Arsitektur TradisionalRumah Gadang (atap runcing menyerupai tanduk kerbau)Uma (rumah panjang komunal, atap melengkung sederhana)

              Rincian perbedaan tersebut dalam hal :

              • Sistem kekerabatan menjadi pembeda utama. Masyarakat Minangkabau menerapkan sistem matrilineal yang unik, di mana warisan dan garis keturunan diturunkan melalui perempuan. Sebaliknya, masyarakat Mentawai menggunakan sistem patrilineal, di mana laki-laki menjadi garis pewaris utama.
              • Kepercayaan juga sangat kontras. Budaya Minangkabau telah terislamisasi sejak abad ke-16 dan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai Islam. Sebaliknya, suku Mentawai masih memegang teguh kepercayaan animisme meskipun kini sebagian telah memeluk agama Kristen.
              • Bahasa Minangkabau dan Mentawai tidak saling dipahami secara langsung karena berasal dari rumpun bahasa yang berbeda. Bahasa Minang merupakan bagian dari kelompok Melayu, sedangkan bahasa Mentawai merupakan cabang dari rumpun Austronesia yang lebih arkais.

              Untuk kesamaannya meliputi ;

              Kesamaan Budaya Minangkabau dan Mentawai

              Aspek KesamaanPenjelasan
              Kehidupan KomunalKedua budaya sangat menjunjung tinggi kebersamaan dan hidup dalam kelompok besar (nagari di Minang, uma di Mentawai).
              Gotong RoyongKegiatan seperti membangun rumah, mengolah lahan, dan upacara adat dilakukan secara kolektif.
              Kearifan Lokal terhadap AlamBaik Minangkabau maupun Mentawai memiliki sistem kearifan lokal dalam menjaga hutan, lahan, dan sungai sebagai sumber kehidupan.
              Seni dan Musik TradisionalKeduanya memiliki kekayaan seni seperti tari dan musik tradisional, meskipun bentuk dan ekspresinya berbeda.
              Nilai Adat sebagai Panduan HidupUngkapan “adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah” di Minangkabau dan aturan adat uma di Mentawai menandakan bahwa keduanya menjadikan adat sebagai pondasi sosial.

              Rincian kesamaan yang dimaksud itu berupa ;

              • Meskipun sistem adat berbeda, baik Minangkabau maupun Mentawai sangat menjunjung nilai adat sebagai hukum sosial tertinggi di masyarakat mereka.
              • Gotong royong merupakan nilai penting dalam kehidupan keduanya, terutama dalam kegiatan pertanian, upacara adat, dan pembangunan rumah tradisional.

              Semoga apa yang menjadikan diantara kita baik itu perbedaan maupun persamaan diantara keduanya ; kami berharap warga Sumatera Barat [Sumbar] yang ada sekarang dan/atau warga Daerah Istimewa Minangkabau [DIM] jika itu benar-benar terjadi perubahan, setidaknya tidak membuat ranah kita semakin kecil,” ungkap Rajo Ameh. | JogjaEkspress.Com | */Redaksi | *** |

              Post Views: 2,095
              GloNews NASionalNews
              Share. Facebook Twitter Pinterest Bluesky Threads Tumblr Telegram Email
              JogjaEkspressCom
              • Website

              Related Posts

              Dapat Cucu, DPD GR Beltim, Rajo Ameh ; Selamat Buat Pak Anies

              June 22, 2025

              Empat Pulau Sengketa Aceh Sumut, Benarkah Berpenghuni & Ada Potensi Migas!

              June 19, 2025

              HKG PKK 2025 Tingkat Provinsi, Bangka Lokasi Penilaian Kedua

              June 18, 2025
              View 1 Comment

              1 Comment

              1. JogjaEkspressCom on June 30, 2025 2:02 am

                semoga benar dikaji setiap perubahan

                Reply
              Leave A Reply Cancel Reply

              Demo
              Top Posts

              European Stocks Close Higher as Earnings Ramp Up; Watches of Switzerland Down 36% in Day Trading

              February 2, 20251 Views

              Elon Musk Spent More than $290 Million on the 2024 Election, Year-End FEC Filings Show

              February 2, 20256 Views

              Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Santri, Sempat Kabur ke Medan

              May 4, 20251,975 Views
              Don't Miss

              Masalah “DIM”, Tokoh Adat Mentawai, Salomo Simatalu ; Kami Bukan Bagian Dari Minangkabau

              By JogjaEkspressComJune 30, 2025

              JogjaEkspress.Com | JSCgroupmedia ~ Ramai isu atas keinginan sebagian kecil masyarakat Minangkabau baik yang ada…

              Dapat Cucu, DPD GR Beltim, Rajo Ameh ; Selamat Buat Pak Anies

              June 22, 2025

              Empat Pulau Sengketa Aceh Sumut, Benarkah Berpenghuni & Ada Potensi Migas!

              June 19, 2025

              HKG PKK 2025 Tingkat Provinsi, Bangka Lokasi Penilaian Kedua

              June 18, 2025
              Stay In Touch
              • Facebook
              • YouTube
              • TikTok
              • WhatsApp
              • Twitter
              • Instagram
              Top Trending
              8.9

              Review: Latest Windows 11 Preview Build Lets You Search for Copied Text

              By JogjaEkspressComJanuary 15, 2021
              85

              Review: 10 Things You Didn’t See on TV During the 2021 Latin Grammys

              By JogjaEkspressComJanuary 14, 2021
              72

              Review: 50 Easy Travelling Habits That Help You Live Longer

              By JogjaEkspressComJanuary 14, 2021
              Demo
              Most Popular

              European Stocks Close Higher as Earnings Ramp Up; Watches of Switzerland Down 36% in Day Trading

              February 2, 20251 Views

              Elon Musk Spent More than $290 Million on the 2024 Election, Year-End FEC Filings Show

              February 2, 20256 Views

              Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Santri, Sempat Kabur ke Medan

              May 4, 20251,975 Views
              Our Picks

              Masalah “DIM”, Tokoh Adat Mentawai, Salomo Simatalu ; Kami Bukan Bagian Dari Minangkabau

              June 30, 2025

              Dapat Cucu, DPD GR Beltim, Rajo Ameh ; Selamat Buat Pak Anies

              June 22, 2025

              Empat Pulau Sengketa Aceh Sumut, Benarkah Berpenghuni & Ada Potensi Migas!

              June 19, 2025

              Subscribe to Updates

              Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

              JogjaEkspress.Com
              Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest YouTube Tumblr LinkedIn WhatsApp TikTok Telegram
              • Home
              • LifeHealth
              • RaGam
              • PoliParLemen
              • Buy Now
              © 2025 JogjaEkspress.Com 01052025-GMT0603. Designed by JSCgroupmedia.

              Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.