JogjaEkspress.Com | JSCgroupmedia ~ Salah satu yang menjadi pertanyaan saat terjadinya ledakan saat pemusnahan amunisi kedaluarsa di Garut adalah warga sipil yang menjadi korban.
Mukin selaku saksi dari ledakan di Kabupaten Garut, Jawa Barat menuturkan jarak dari jalan raya ke lokasi tersebut sekitar 2 kilometer (km).
Ia yang mengaku keluarga salah satu korban turut mempertanyakan mengapa ada warga sipil yang terdampak peristiwa tersebut.
“Warga sipil, masyarakat menanyakan, kenapa warga sipil dilibatkan? Kami tidak tahu. Kami dari keluarga korban juga,” klaim Mukin.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Kristomei Sianturi mengungkapkan dugaan awal penyebab tewasnya sembilan warga sipil.
Menurutnya, diduga ada ledakan kedua saat sejumlah warga sipil merapat ke lokasi pemusnahan.
“Biasanya selesai peledakan masyarakat datang untuk mengambil sisa ledakan tadi, apakah serpihan-serpihan logamnya yang dikumpulkan, tembaga atau besi, bekas dari granat atau mortir,” kata Kristomei.
“Nah mungkin ada ledakan kedua atau detonator yang sebelumnya belum meledak,” tambah Kristomei.
Ia menuturkan, selama ini, lokasi tersebut kerap dijadikan tempat kegiatan serupa. Lahan itu, kata dia, milik BKSDA Kabupaten Garut.
Para jenazah saat ini telah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk. Situasi di lokasi kejadian juga tengah dilakukan pengamanan. Hingga saat ini TNI AD masih menyelidiki penyebab tewasnya warga sipil.
Adapun warga sipil yang meninggal, yaitu:
• Agus Bin Kasmin
• Ipan Bin Obur
• Anwar Bin Inon
• Iyus Ibing Bin Inon
• Iyus Rizal Bin Saepuloh
• Toto
• Dadang
• Rustiawan
| JogjaEkspress.Com | SumutPos | *** |
1 Comment
turut berduka