Manggar | Belitung Timur | Bangka Belitung | JogjaEkspress.Com | JSCgroupmedia ~ Kasus yang terjadi di Kota Padang Sumatera Barat, saya berharap tidak terjadi di Kota Manggar Belitung Timur.
“Apalagi Bupati Belitung Timur Kamarudin Muten telah mencanangkan bahwa setiap warga Belitung Timur bisa berobat ke Puskesmas se Kabupaten Belitung Timur dan juga RSUD Muhammad Zein hanya dengan menggunakan Kartu Tanda Penduduk [KTP] Belitung Timur,” demikian Rajo Ameh alias Alizar Tanjung B.Sc Mi St. Rajo Ameh kepada media, beberapa waktu lalu.

Menurut Ketua DPW Keluarga Besar Suku Tanjung [KBST] Minangkabau Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tersebut, kita berharap hal yang terjadi di RSUD dr Rasidin Kota Padang Sumatera Barat tidak pernah terjadi di tempat kita ini, apalagi Bupati Kamarudin Muten dalam 100 Hari Kerja-nya sangat memperhatikan bidang kesehatan agar masyarakat Belitung Timur tetap sehat terlayani sebagaimana harapan beliau,” tutur Rajo Ameh panggilan akrab dari Alizar Tanjung B.Sc Mi St. Rajo Ameh.
“Jadi jangankan KIS atau mereka yang pegang Kartu BPJS langsung, dengan KTP saja kita sudah bisa terlayani dan terakses dengan infrastruktur kesehatan yang ada di Kabupaten Belitung Timur, dan ini tentunya sebuah kebanggaan bagi kita masyarakat Belitung Timur,” ungkapnya.
Kurang Tajamnya Analisa terhadap Pasien
Dalam kisah tragis ini, DPRD Padang melakukan hearing dengan Management RSUD dr Rasidin, BPJS Kota Padang dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Padang, terkait tidak terlayaninya pasien Desi Erianti di rumah sakit tersebut, sehingga berimbas nyawanya tidak tertolong lagi di RS Siti Rahmah.
Kepala Dinkes Kota Padang Srikurnia Yati menjelaskan, pihak IGD RSUD Rasidin telah melakukan diagnosa dan penanganan medis terhadap pasien saat datang Sabtu (31/5) dini hari.

“Memang benar, pihak IGD RSUD Rasidin telah melakukan tindakan medis dengan melakukan pemeriksaan terhadap pasien, sehingga memutuskan pasien mengalami gangguan infeksi saluran pernafasan (ISPA),” terangnya.
“Tetapi ingat, pasien datang dini hari, artinya tentu pasien mengalami permasalahan kesehatan yang tidak bisa ditangani di rumah. Saya melihat kurangnya ketajaman analisa terhadap pasien,” jelasnya.
Srikurnia Yati menambahkan, pihak IGD RSUD dr Rasidin tidak memiliki sense of emergency yang dimiliki setiap garda terdepan di rumah sakit di IGD.
“Di sini saya melihat, sense of emergency kurang. Ini tanggung jawab kami, apalagi pihak IGD RSUD drb Rasidin takut melanggar aturan management BPJS. Sehingga pasien disuruh berobat melalui fasilitas umum, walau pasien memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS),” tegasnya.
Ia menambahkan, Dinkes Kota Padang akan mengevaluasi semua Standar Operasional Pelayanan (SOP) di RSUD dr Rasidin. Termasuk alur layanan yang ada.
“Penting kami tegaskan kawan-kawan kita yang berdinas di IGD itu wajib hukumnya patuh dalam melaksanakan SOP yang sudah ditentukan. Evaluasi dan monitoring,” tegasnya.
Terkait sanksi, Srikurnia Yati menyebut ranahnya berada di bawah Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM). Pihaknya sudah melaporkan masalah ini kepada Wali Kota Padang. “Mungkin selanjutnya nanti tunggu arahan dari Pak Wali Kota kita,” jelasnya.
Direktur RSUD dr Rasidin dr Desy Susanty memaparkan sejumlah langkah evaluasi dan peningkatan pelayanan yang dilakukan pihaknya usai kasus dugaan kelalaian di RSUD dr Rasidin Padang yang menyebabkan meninggalnya seorang pasien.
Desy menjelaskan, pihaknya saat ini sedang menjalankan proses evaluasi melalui audit medik, yang menghasilkan rekomendasi untuk perbaikan.
“Kita melakukan evaluasi audit medik namanya, itu lagi dalam proses. Kita kasih rekomendasinya. Audit kendali mutu kita juga laksanakan sesuai aturan yang sudah ada. Jadi kita melakukan rekomendasi yang nanti kita tindak,” ujar Desy.
RSUD dr Rasidin juga terus mengupayakan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) lewat pelatihan bagi tenaga medis maupun nonmedis.
“Kalau untuk peningkatan SDM segala macam, kita sudah melaksanakan di RSUD. Kita sudah melakukan pelatihan-pelatihan untuk teman-teman baik dokter umum maupun semua tenaga kesehatan (nakes) yang ada. Kita punya diklat yang sudah melakukan kegiatan pelatihan untuk teman-teman,” jelasnya. | JogjaEkspress.Com | SuaraRantau | *** |
1 Comment
semoga tidak terjadi di belitung timur